Geliat ISLAM di negeri Gingseng, KOREA SELATAN

Published Januari 11, 2012 by ecchafebriany

                    Geliat dakwah di negeri Ginseng, Korea Selatan, dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang menggembirakan. Menurut Dr Ali Ann Sun Gun, dosen Methodologi Dakwah dan Kewirausahaan pada UIA (Universitas Islam As-Syafi’iyah) dan UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatullah Jakarta, saat ini, tak kurang dari 30 ribu warga Korea Selatan telah memeluk agama Islam. Semangat keagamaan juga sudah sangat terasa. Mulai dari diskusi, pengajian serta kegiatan dakwah lainnya di berbagai masjid yang ada di kota-kota besar Korea Selatan seperti di Seoul dan Busan. ”Sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan sangat menggembirakan,” ujarn                  Berikut ini petikan wawancara wartawan Republika, Damanhuri Zuhri, dengan Dr Ali yang sehari-hari mengajar bahasa Indonesia dan Budaya Indonesia pada Asosiasi Korea Selatan di Indonesia tentang semangat dakwah Islam di Korea Selatan: Kabarnya perkembangan islam di negeri Anda cukup menggembirakan ya? Dibanding dasawarsa lalu, sekarang perkembangan Islam di Korea Selatan itu cukup bergeliat. Dakwah Islam semakin intens sejak tahun 1955 setelah perang antara Korea Selatan dan Korea Utara. Pada saat itu, banyak Muslim asal Turki yang turut bergabung sebagai tentara penjaga perdamaian Persatuan Bangsa-bangsa. Merekalah yang pertama memasukkan agama Islam di Korea lewat seorang pendakwah bernama Zubaid Khozi. Beliau asli Turki dan yang mengembangkan agama Islam di semenanjung Korea. Islam masuk ke Korea itu juga didukung oleh penduduk Korea. Orang Korea yang masuk Islam pertama kali bernama Muhammad Jun Du Young, beliau adalah sebagai Muslim Korea pertama yang memimpin agama Islam di Korea Selatan. Mulai saat itu berkembang sampai sekarang sekitar 30 ribu orang sudah menganut agama Islam dan lebih dari tujuh buah masjid berada di Korea. Pertama-tama di tengah-tengah kota Seoul persisnya di Halam Dong I Ceon. Itu merupakan masjid terbesar di Korea. Bahkan juga berdiri masjid di kota kedua yakni Busan persisnya di Tze Cu, Kwang Zu, dan Anyang. Lebih dari tujuh masjid di Korea kegiatan keislamannya bergeliat. Sekarang kegiatan dakwah Islam cukup pesat melalui pendidikan, jurusan bahasa Arab, bahasa Indonesia, dan jurusan Timur Tengah serta Asia Timur. Banyaknya tenaga-tenaga kerja ahli yang datang dari berbagai macam negara termasuk Indonesia, Bangladesh, Pakistan, dan India juga turut menyuburkan perkembangan Islam. Waktu peristiwa WTC 11 September 2001, Osama bin Laden sangat dikenal, bahwa Islam itu adalah dalam pengertian teroris sehingga orang-orang Korea mulai perhatian mempelajari tentang agama Islam dan mulai mendalaminya. Kini agama Islam itu tidak asing lagi. Bagaimana warga Korea Selatan bisa menerima Islam? Dulu ada kesalahan bahwa Islam itu adalah pedang di tangan kiri dan Alquran di tangan kanan. Itu pemahaman yang jelas-jelas salah.

                 Tetapi sekarang sudah mulai mengerti, memahami sehingga agama Islam sangat berkesan. Pada tahun 1980-an orang Korea banyak yang bekerja di luar negeri khususnya di Timur Tengah sehingga selain bekerja, mereka juga mempelajari Islam. Begitu kembali ke Korea, mereka menyebarkan agama Islam kepada warga setempat. Kita lihat, masjid Korea mencontoh masjid di zaman Rasulullah. Berada di tengah-tengah kota Seoul, lantai pertamanya tempat perdagangan dan bisnis, lantai kedua sebagai masjid atau tempat shalat, dan lantai ketiga untuk jamaah wanita.

KRONOLOGI MASUKNYA ISLAM DI KOREA

September 1955 : Mr. Zubercoch dan Mr. Abdul Rahman anggota pasukan perdamaian PBB dari Turki memperkenalkan risalah Islam pertama kali di Korea

Oktober 1955 : Pendirian organisasi masyarakat Muslim Korea dengan nama Korean Moslem Society.

September 1961 : Pemerintah Malaysia mengirimkan utusan yang beranggotakan 14 orang untuk memantau perkembangan Islam di Korea di pimpin oleh Senator Ubaidullah, yang tinggal di negara ini selama 2 pekan.

Agustus 1962 : Pemerintah Malaysia menyetujui proposal pembangunan Masjid di Korea.

Oktober 1963 : Utusan pemerintah Malaysia H. Muhammad Noh berkunjung ke Korea dan memberikan dana sebesar US$ 33.000

Maret 1967 : Pemerintah Korea melalui Menteri Informasi dan Kebudayaan mengeluarkan ijin dengan registrasi No. 114 March, 1967

Mei 1976 : Pembangunan Central Masjid Itaewon selesai dan di resmikan penggunaannya.

Desember 1976 : Masjid sementara Busan di buka dengan Imam Mr. Kim Myung Hwan.

Maret 1977 : Pusat kebudayaan Islam Korea di buka di Jeddah, Arab Saudi.

April 1978 : Masjid sementara Kwangju di buka dengan Imam Mr. Abdullah Jun Deuk Lin.

Oktober 1978 : 130 jamaah haji Korea berangkat ke Tanah Suci untuk yang pertama kali .

Oktober 1978 : Masjid sementara Kwangju di buka.

Juli 1980 : Pembangunan Masjid Rabita Anyang.

September 1980 : Peresmian Masjid Al Fatah Busan.

Juni 1981 : Peresmian Masjid Kwangju.

Agustus 1982 : World Assembly Moslem Youth ( WAMY ) mengadakan kunjungan ke Korea untuk memberikan Pendidikan Islam, dan berturut-turut setiap bulan Agustus hingga tahun 1988, kegiatan WAMY ini di kenal dengan ” WAMY SUMMER CAMP ”

April 1986 : Peresmian Masjid Rabita Anyang.

September 1986 : Persemian Masjid Abubakar Assidiq dengan Imam Dr. Abdulwahab Zahid dari Syria, beliau sekaligus menjabat sebagai General Mufthy Of Korea.

Ada pihak-pihak tertentu atau lembaga yang membantu dana untuk tersebarnya Islam di sana? Sumber dana diperoleh secara mandiri, bukan sumbangan. Kita mendirikan kios-kios atau suatu kegiatan ekonomi. Ada toko di Harai untuk menyembelih daging halal dan dijual kepada orang-orang Islam. Kegiatan itu diadakan oleh Federasi Muslim Korea. Dana diperuntukkan bagi kegiatan dakwah yang dikoordinasi masjid Korea yang berada di I Ce Won.

Di masjid itu memiliki muadzin dari Indonesia. Selain itu ada ulama asal Thailand yang memberikan ceramah yang bernama Abdul Rosyid yang mengajarkan agama Islam di Korea bahkan beliau fasih berbahasa Korea. Agama Islam disebarkan kepada masyarakat Korea dengan cara adaptasi sesuai dengan budaya mereka. Federasi Muslim Korea juga mengirimkan beberapa mahasiswa untuk menimba ilmu di manca negara antara lain di negara-negara Islam Timur Tengah di Arab Saudi, Marokko, Malaysia, termasuk Indonesia. Lebih dari 13 Muslim Korea dikirim ke Indonesia tahun 1983 untuk mendalami Islam. Di IAIN Jakarta tahun 1984 lebih dari 9 orang Korea tercatat sebagai mahasiswa baru. Barangkali yang menarik di Korea, orang-orang yang sudah belajar agama Islam di luar negeri, ketika kembali ke Korea Selatan mereka giat menyebarkan dakwah Islam. Walau jumlah kami hanya 30 ribu, tetapi kegiatan dakwahnya sangat intens. Kita mengutamakan dakwah bilhal (dakwah dengan perbuatan).

Begitulah, sedikit Resume yang saya dapatkan dari sumber-sumber terpercaya…

Bagi yang suka banget mah … jangan ketinggalan juga artikel tentang artis korea yang beragama muslim… siapa dia??? lets…

Sumber; Republika Online www. yahoo.com(Muhammad Zubair)

Tinggalkan komentar